1. Kereta
Biasanya warga Jepang
menggunakan kereta sebagai transportasi andalannya, baik di dalam kota
maupun keluar kota. Oleh karena itu, sebaiknya memilih tempat tinggal
yang dekat dengan stasiun. Kereta di Jepang memiliki berbagai macam
jalur. Selain JR (Japan Railways) ada juga jalur milik swasta dan
subways (chikatetsu). Untuk memudahkan pengguna, di setiap
stasiun biasanya terdapat peta setiap jalur kereta api beserta nama
stasiun. Selain itu, tertulis juga ongkos yang harus dibayar jika mau
pergi ke sebuah stasiun. Ongkos kereta untuk stasiun pertama sekitar 200
Yen (sekitar Rp20.000).
Jika kita sering
menggunakan kereta, akan lebih mudah lagi jika kita menggunakan kartu
langgangan. Kartu langganan ini seperti kartu multi-trip yang digunakan KRL Jabodetabek. Ada beberapa jenis kartu, seperti SUICA dan PASMO.
Saat ini peta dari jalur
kereta dapat dilihat melalui internet. Bukan hanya ada peta dengan
tulisan kanji semua, melainkan juga ada peta dengan huruf romaji. Hal
itu membuat pelajar asing yang belum pandai membaca kanji dapat
bepergian dengan aman.
Salah satu kereta
kebanggaan Jepang adalah Shinkansen. Kereta ini disebut juga kereta
peluru dengan kecepatan lebih dari 300 Km/jam. Kereta shinkansen menjadi
salah satu pilihan jika ingin bepergian kota yang cukup jauh. Kita
dapat pergi ke Hokkaido dengan Shinkansen. Tambahan lagi, Shinkansen
juga mencapai daerah Kyushu.
2. Bus
Selain kereta, ada juga
bus. Tidak seperti di Indonesia, bus di halte-halte bus Jepang ada
keterangan waktu sebuah bus akan sampai di halte. Ada juga layanan untuk
mengetahui posisi terkini bus. Hal tersebut sangat memudahkan kita kan?
Bus-bus tersebut akan selalu datang tepat waktu di halte tersebut.
Jadi, jika kita telat untuk menaiki sebuah bus tujuan kita, kita tidak
perlu khawatir karena akan ada bus lain di belakang. Tentu saja sesuai
jadwal. Kita juga bisa menggunakan kartu SUICA atau PASMO untuk naik
bus.
Selain bus di dalam kota,
ada juga bus untuk keluar kota. Waktu tempuh menggunakan bus memang
lebih lama daripada menggunakan kereta, tetapi untuk keluar kota biaya
yang dikeluarkan bisa lebih murah. Contohnya, kita mengeluarkan uang
sebanyak 5300 yen (sekitar Rp530.000) dengan bus malam Osaka-Tokyo.
Sementara itu, dengan Shinkansen kita harus mengeluarkan sekitar 20.000
yen (Rp2.000.000).
3. Taksi
Taksi di Jepang cukup
mahal bahkan bagi orang Jepang. Hal ini karena Tarif buka pintunya saja
sekitar 770 yen (sekitar Rp77.000). Selain itu, jika masih bisa naik
kereta atau bis, orang jepang juga akan lebih memilih untuk tidak naik
taksi. Pintu taksi Jepang dapat dibuka atau ditutup secara otomatis,
berbeda dengan taksi Indonesia. Jadi kalau kamu naik, kita tidak perlu
membuka pintunya. Setelah turun pun kita tidak perlu menutup pintu itu
lagi.
Menurut angket yang
menanyakan tentang alasan naik taksi, 42% orang Jepang berumur 20-40
tahun naik taksi karena kehabisan kereta atau bus. Alasan selanjutnya
adalah karena tempat yang dituju alat transportasinya kurang praktis.
Kemudian, alasan ketiga adalah karena membawa barang-barang berat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar