Pages

Kamis, 19 Maret 2015

Kau Luluhkan Hatiku Dengan Jilbabmu

KAU LULUHKAN HATIKU DENGAN JILBABMU
Oleh Satya Zulfiqar Ipnu

Malam semakin larut...
Mata pun tak dapat terpejam..
Lentera kecil menemani ku..
Disudut ruang penuh kesepian..

Ku sandarkan ujung hari ku disini..
Di antara retakan sutera penghangat kalbu..
Nafas panjang melepas beban pikiran ku..
Sekilas hadir bayanganmu di sampingku..

Ingin ku sapa lembut dengan salam ku..
Kupeluk erat dengan do'a ku..
kumanjakan kamu dengan nada-nada dzikir ku..
Sebagai tanda betapa aku menyayangimu..

Kau sentuh hatiku dengan ujung jilbabmu..
Hadirmu mu mengobati dahaga rindu ku..
Bersemi bahagia yang telah lama terkubur rasa duka..
Berguguran segala kesedihan di yang telah ada..

Rasa ini bagai air yang mengalir menuju muaranya..
Dimana aku dan kamu terseret arus yang sama..
Disana kita bersatu walau berasal dari tempat yang beda..
Memberi warna pada telaga bersemi cinta..

Usahlah berfikir jari manismu melingkar cincin dari aku atau tidak..
Yakinlah rasa sayangku melingkar erat di hati dan ragamu..
Sepanjang goresan tinta tak akan mampu memujamu..
Hamparan samudera tak akan sanggup menampung cinta dan sayangku padamu...

Kucintai Kau Dengan Sunahku

KUCINTAI KAU DENGAN SUNAHKU
Oleh Satya Zulfiqar Ipnu

Awan mendung meyapa malamku
Dikala hati sedang merindu parasmu
Paras elok berbalut kain pelindungmu
Melindungi syahwat dari nafsu celaka

Paras yang sepanjang waktu aku tunggu
Paras yang selalu membuat aku tak sanggup menatapnya berlama-lama
Bukan aku tak bisa,aku hanya tak sanggup merendahkannya
Merendahkan paras mulia dengan mata penuh dosa

Kau tercipta dari tulang paling dekat dengan hatiku
Tempatmu sungguh mulia lagi jauh dari noda dunia
Jangan kau berkecil hati karenanya
Lebih baik kau malu didunia,daripada malu dihadapan-NYA

Sampai saat nanti tiba waktunya
Waktu aku ucapkan kata didepan saksi dan penghulu
Saat itu pula kau halal bagiku
Halal dalam segala sunah dan wajib ku

Biarlah sekarang aku hanya merindu
Merindu sosok istimewa dari Tuhanku untukku
Tugasku menjagamu dalam setiap langkahku
Melindungimu dalam setiap cobaan gelora jiwa mudamu

SENJA MERINDU
Oleh Rainy Zikri

Rona senja telah menjingga
Membias melembut diujung langit
Rinai hujan yang tersisa
Sejukkan jiwa basuh segala asa

Oh angin senja terbangkan rasa rindu ku
Lagukan symphoni rindu dalam indah mimpinya

Ku luruhkan rinai rinduku tuk mu yang merindu
Hadirkan rindu ini dalam setiap mimpinya

Disaat ku rindukan mu
Keindahan yang tercipta
Penuhi relung relung ku

Bayangkan gelak tawa mu yang ceria
Lukiskan indah mata mu yang berbinar
Damaikan risau jiwaku yang mengingat mu

Saat kau pun rindukan ku.....

Untuk sang kekasih

UNTUK SANG KEKASIH
Oleh Untuk Sang Kekasih

Aku mencintaimu kekasih...
Tapi tak sepenuh jiwa dan ragaku....
Kestianku takkan kuberikan padamu untuk saat ini...
Tidak untuk hubungan yang tak tertulis di kitab langit ini...

Jika kau benar ingin aku dan kau menyatu...
Bersujudlah,merataplah,berharaplah,agar kita bisa bersatu dalam ikatan suci...
Berbagi duka...
Berbagi suka..
Berbagi mimpi...
Berbagi harapan...

Tidak kasih....
Aku tak ragu akan kehendak jiwamu padaku...
Aku hanya ingin berbagi jiwa dan raga,pada siapa kelak yang akan menandatangani surat perjanjian dari surga...
Agar bisa terus bersama,menapaki tangga kehidupan didunia...

Berharaplah itu kau aku......

LUKISAN KHAYALAN

LUKISAN KHAYALAN
Oleh Anwar Fauzi

Ketika kugoreskan pensil diatas kertas putih,
kulukiskan indahnya wajahmu,
sambil kuputar lagu bertemakan cinta ,
membuat suasana romantis tercipta,

Kamarku yang sempit berantakan,
seolah menjadi restoran berkelas,
cahaya lampu yang terang ,
berubah menjadi 1 lilin ditengah meja makan,

Lukisan wajahmu kubayangkan adalah dirimu,
seakan kita sedang duduk berhadapan dalam 1 meja,
aku menatap indahnya wajahmu,
dan kamu menatap kebawah karena tesipu malu,

Aku dan kamu gugup untuk memulai obrolan,
sehingga suasana menjadi hening tanpa suara,
hanya ada alunan musik yang merdu,
inilah khayalan saat aku melukis indahnya wajahmu,

UNTUK SANG KEKASIH
Oleh Untuk Sang Kekasih

Aku mencintaimu kekasih...
Tapi tak sepenuh jiwa dan ragaku....
Kestianku takkan kuberikan padamu untuk saat ini...
Tidak untuk hubungan yang tak tertulis di kitab langit ini...

Jika kau benar ingin aku dan kau menyatu...
Bersujudlah,merataplah,berharaplah,agar kita bisa bersatu dalam ikatan suci...
Berbagi duka...
Berbagi suka..
Berbagi mimpi...
Berbagi harapan...

Tidak kasih....
Aku tak ragu akan kehendak jiwamu padaku...
Aku hanya ingin berbagi jiwa dan raga,pada siapa kelak yang akan menandatangani surat perjanjian dari surga...
Agar bisa terus bersama,menapaki tangga kehidupan didunia...

Berharaplah itu kau aku......

MY CHILDHOOD FRIEND


MY CHILDHOOD FRIEND
Cerpen Karya Madadinaa
Ramadhan tahun ini sepertinya akan lebih berarti daripada tahun-tahun sebelumnya, bagaimana tidak? Baru minggu pertama puasa hari-hariku sudah di penuhi dengan acara buka puasa, atau yang biasa teman-temanku bilang “Acara Bukber”. Dan acara buka puasa yang paling aku nanti adalah buka puasa bareng sahabat-sahabat sd-ku. Sekitar enam tahun gak bisa ketemu karena sibuk urusan sekolah maupun urusan pribadi, akhirnya tahun ini aku bisa melihat kembali wajah-wajah mereka hahaha. Mereka sekarang seperti apa ya? Pertanyaan itu yang selalu terbesit di benakku.

“Aku udah di tempat nih, kalian dimana?”. Aku mulai mengetik baris demi baris di grup online dengan jari-jemariku. Cling-cling-cling. Grup pun rame dengan teman-teman sd untuk menjawab satu persatu pertanyaanku.
“Loh sendirian?berangkat sama siapa tadi?”. Ujar seorang cowok berambut cepak yang mengenakan kemeja berwarna biru muda yang semakin membuatnya terlihat kalem.
“Hehe iya nih, tadi di anter sama ayah”. Ucapku singkat sembari melihat lalu-lalang pengunjung dalam restoran dimana tempatku buka puasa bareng.

Pertanyaan singkat itu mengawali obrolan sederhana kami. Kami banyak bercerita tentang masa-masa smp maupun masa-masa sma yang sedang kami jalanin, bercerita tentang masa lalu sd yang memalukan, mendengarkan cerita dia tentang sekolahnya di kota orang. Yap ketika memasuki bangku sma, sahabatku yang satu ini memang memutuskan untuk bersekolah di kota orang, katanya untuk mencari suasana baru. Hidupnya memang terlalu mainstream, namun diam-diam aku selalu kagum dengan sosok-nya.

~~

“Rendiiiii jail banget sih kamu!”. Ucapku sembari melemparkan boneka teddy bear yang awalnya berada dalam pelukanku, dan sekejap boneka kesayanganku itu mengenai wajah Rendy. Ups sepertinya boneka teddy bear berukuran satu meter itu memang akan terasa sakit ketika mengenai seseorang, apalagi wajah. Aku hanya tersenyum jail sembari menjulurkan lidahku ke arah Rendi, sedangkan Rendi sepertinya sedang menyiapkan strategi untuk membalaskan dendam kepadaku.

Memulai pertarungan sengit seperti ini dengan Rendi sudah kufikirkan matang-matang sebelumnya, karena dengan postur tubuh Rendi yang bisa dibilang tinggi dan gagah,s edangkan aku hanya memiliki tinggi sebahunya membuatku selalu kehabisan nafas ketika berlari-lari dengannya.

Sejak pertemuan acara buka puasa seminggu yang lalu itu, hubungan kami semakin dekat, entah semakin dekat sebagai sahabat atau lebih aku tidak mengerti tentang perasaan ini. Yang jelas aku menjalaninya penuh dengan canda, tawa, dan bahagia. Iya, hanya Rendi yang bisa mengembalikan senyumku seketika, Hanya Rendi yang bisa mengembalikan tawaku setelah dia sendiri yang membuatku menangis. This kind of happiness, can it stay forever?

Bulan ramadhan memang telah berakhir, aku baru saja sampai di rumah setelah sekian hari mengunjungi kota-kota lain untuk bersilaturahmi ke rumah nenek maupun saudara. Namun dengan berakhirnya bulan ramadhan yang dibarengi dengan libur sekolah ini membuatku takut kehilangan akan sosok yang sekitar satu bulan ini mewarnai kembali hari-hariku, menghidupkan warna pelangi yang sempat berubah menjadi keabu-abuan.

“Setahun lagi aku balik kok, gausah sedih cil, kalo aku pulang rumah kedua yang aku kunjungi pasti rumah kamu”.
“Janji ya”. Cowok itu hanya mengangguk sembari mengambil tas ransel yang diletakkan di sampingnya, lalu pergi meninggalkanku yang hanya bisa diam terpaku, mencoba menahan tangis, tapi itu sulit.

Itu percakapan terakhir kami setelah Rendi kembali pulang ke kota orang lain untuk melanjutkan mencari ilmu disana. Sekolah Rendi memang ketat, di asrama pun dia tidak boleh sampai ketahuan memegang ponsel, kalau sampai ketahuan, ponsel Rendi akan benar-benar disita dan akan dikembalikan ketika Rendi sudah lulus dari sekolah itu. Setelah itu kami memang tidak pernah komunikasi lagi seperti dulu. I have been waiting for you all of my life.

~~

Aku memang sudah menanti hari ini sejak sebulan yang lalu, pasalnya Rendi berjanji akan pulang hari ini, dan aku tidak ingin melewatkan senyuman manisnya itu setelah hampir satu tahun aku tidak pernah lagi melihatnya. Sejak kecil sampai sekarang kami memang tidak mengungkapkan perasaan satu sama lain. Tapi, untuk sekedar bilang aku suka kamu mungkin hampir setiap hari Rendi mengucapkan itu.

“Dorrrrrr, udah kangen banget ya cil sama aku? Hahaha”.
“Apasih! Yaiyalah kangen, satu tahun gak ketemu, emang kamu gak kangen sama aku?”.
“Kangen lah, sini peluk sini, aku gak kangen kamu doang, aku kangen juga sm hatimu, hahaha, aku sayang kamu cil”. Ujar Rendi yang entah ini hanya gurauan atau memang tulus, yang jelas pelukannya kali ini benar-benar terasa tulus. I want your world begin and end with me.

A MAN WITH 'A BAG'


A MAN WITH 'A BAG'
Written by Armada Sitorus

It is a real story, i ever found some men with many special things with them;gadget, bike, car and many things, but i found this man is so different. He is a good man, he looks great with short jeans and white casual tshirt. He loves music as well; singing, playing guitar, playing piano and he loves swimming and traveling too. When he was a kid, his father took him to a great city for holiday, and since that time he got inspired for he saw many beautiful things great buildings, crowded people and a life at the city. He decided to go out of his vilage after he finished his junior high school.

A really long three years, he lived a way from his family. It was all about faith, with great fights then he finished his sunior high school. He did much things by his own hands, he understood that he's alone. After all that fights, he started a new fight. He dreamed about a new life and a good life. He then continued his study to university but he knew what he had 'nothing' no money and no job but he believed that he can do it. At the first year in university he was really in misery; no money, no food but he had good friends. Sometimes, he sang for many or touhgt children in his neihgbour.

At the second year, he moved to a church. It was one of great churchs in this city. Ouh i'm sorry i even haven't told you who's he and where's he from. His name's Adam, yah that's how his friends call him. He's from North Sumatera 'Medan' and he's now in South Sumatera 'Palembang'. Yah, he moved to this city, not really a big city but he loved to be here. Well, lets go to the line. Then, at the second year he lived his days in this church. He got much things from this church; new friends, new skills, new experiences and a new begining because after a year this great church kicked him out. 'ouh really bad'. But he really gave thanks to this church. He told himself 'i may not stay in here anymore but i'll still go to this church'.

Everything was going well that time, he got a good job and at the third year, a good busnisman asked him to take care of the busnisman's house. That's a good and big house. At that time he phoned his parent and talked about his younger brother. He asked his brother to stay with him, his parent did it and then he lived with his younger brother. As a good elder brother, he looked for a job for his younger brother. Arjun, yah.. That's how friends called him.
At the forth year, he finished his college. That moment was the very best moment of his life. He has sucrificed much things, but that day he won it as he calabrated his graduation with the two of his parent. His parent was very proud of him, they looked very happy; they loughed, they smiled and they told people in their vilage proudly that their beloved son became a 'Sarjana' now. He, his brother and his parent, they knew that it was not the end, but it was just the beginning.

In all that misery and happiness, there's always a really loyal friend that never let him alone, 'a bag'. It actually sounds weird, how come 'a bag' can be a loyal friend?. But this man proves and answers that question. For all days in his life, he never, even once go without his 'bag'. Even this year, i can still see the same things at him. In this year, four months after his graduation, he has been trying hard to find a good job. But then he relized that he has a great chance to be succes. The only one thing that he needs is 'a bag'. He decided to work as a teacher. 'yah, it sounds bad #suck'. He is actually a smart boy, he is not familiar with the word 'give up'. In his life he starts everything with the words 'yes i want it and i will do it' he will do anything he wanted, no matter he can or not, that's not a problem for him.

Today, he works for nobody, because he works as a private teacher, he is the boss for himself. He teachs from door to door. He just always does the very best of him for his clients. He doesn't have many clients yet, but he bileives he will and he keeps in his deepest heart that he will have a place where many A man with 'a bag'

It is a real story, i ever found some men with many special things with them;gadget, bike, car and many things, but i found this man is so different. He is a good man, he looks great with short jeans and white casual tshirt. He loves music as well; singing, playing guitar, playing piano and he loves swimming and traveling too. When he was a kid, his father took him to a great city for holiday, and since that time he got inspired for he saw many beautiful things great buildings, crowded people and a life at the city. He decided to go out of his vilage after he finished his junior high school.

A really long three years, he lived a way from his family. It was all about faith, with great fights then he finished his sunior high school. He did much things by his own hands, he understood that he's alone. After all that fights, he started a new fight. He dreamed about a new life and a good life. He then continued his study to university but he knew what he had 'nothing' no money and no job but he believed that he can do it. At the first year in university he was really in misery; no money, no food but he had good friends. Sometimes, he sang for many or touhgt children in his neihgbour.

At the second year, he moved to a church. It was one of great churchs in this city. Ouh i'm sorry i even haven't told you who's he and where's he from. His name's Adam, yah that's how his friends call him. He's from North Sumatera 'Medan' and he's now in South Sumatera 'Palembang'. Yah, he moved to this city, not really a big city but he loved to be here. Well, lets go to the line. Then, at the second year he lived his days in this church. He got much things from this church; new friends, new skills, new experiences and a new begining because after a year this great church kicked him out. 'ouh really bad'. But he really gave thanks to this church. He told himself 'i may not stay in here anymore but i'll still go to this church'.

Everything was going well that time, he got a good job and at the third year, a good busnisman asked him to take care of the busnisman's house. That's a good and big house. At that time he phoned his parent and talked about his younger brother. He asked his brother to stay with him, his parent did it and then he lived with his younger brother. As a good elder brother, he looked for a job for his younger brother. Arjun, yah.. That's how friends called him.

At the forth year, he finished his college. That moment was the very best moment of his life. He has sucrificed much things, but that day he won it as he calabrated his graduation with the two of his parent. His parent was very proud of him, they looked very happy; they loughed, they smiled and they told people in their vilage proudly that their beloved son became a 'Sarjana' now. He, his brother and his parent, they knew that it was not the end, but it was just the beginning.

In all that misery and happiness, there's always a really loyal friend that never let him alone, 'a bag'. It actually sounds weird, how come 'a bag' can be a loyal friend?. But this man proves and answers that question. For all days in his life, he never, even once go without his 'bag'. Even this year, i can still see the same things at him. In this year, four months after his graduation, he has been trying hard to find a good job. But then he relized that he has a great chance to be succes. The only one thing that he needs is 'a bag'. He decided to work as a teacher. 'yah, it sounds bad #suck'. He is actually a smart boy, he is not familiar with the word 'give up'. In his life he starts everything with the words 'yes i want it and i will do it' he will do anything he wanted, no matter he can or not, that's not a problem for him.

Today, he works for nobody, because he works as a private teacher, he is the boss for himself. He teachs from door to door. He just always does the very best of him for his clients. He doesn't have many clients yet, but he bileives he will and he keeps in his deepest heart that he will have a place where many people from the poor come and learn with the rich together as one and they may have the same chance for a better future. It's just one of his dreams, and he just started it. There will be a really long way, hard proces and suck days. I do really hope that i can continue writting his story to all of you. I pray so that i can watch the end of his story and his life.

"b'coz reading makes you see and experience something that you never had before". Keep breathing, keep walking, keep working hard, keep doing what you want, keep believing that you're special and uniqe, keep fighting for your own dreams and keep your eyes opened. To be continue................................

Written by Armada Sitorus, S.S.
Based on real story.

Kumpulan Pantun Jenaka

Ikan gabus di rawa-rawa,
Ikan belut nyangkut di jaring,
Perutku sakit menahan tawa,
Gigi palsu loncat ke piring
Dimana kuang hendak bertelur,
Diatas lata dirongga batu,
Dimana tuan hendak tidur,
Diatas dada dirongga susu
Elok berjalan kota tua,
Kiri kanan berbatang sepat,
Elok berbini orang tua,
Perut kenyang ajaran dapat
Anak ayam turun ke bumi,
Induk ayam naik kelangit,
Anak ayam nyari kelangit,
Induk ayam nyungsep ke bumi
Limau purut di tepi rawa,,
Buah dilanting belum masak,
Sakit perut sebab tertawa,,
Melihat kucing duduk berbedak
Jalan-jalan ke rawa-rawa,
Jika capai duduk di pohon palm,
Geli hati menahan tawa,
Melihat katak memakai helm
Sakit kaki ditikam jeruju,
Jeruju ada didalam paya,
Sakit hati memandang susu,
Susu ada dalam kebaya
Disana gunung, disini gunung,
Ditengah-tengah bunga melati,
Saya bingung kamu pun bingung,
Kenapa ada bunga melati ???!?
Naik kebukit membeli lada,
Lada sebiji dibelah tujuh,
Apanya sakit berbini janda,
Anak tiri boleh disuruh
Pohon kelapa, Pohon durian,,
Pohon Cemara, Pohon Palem,
Pohonnya tinggi-tinggi Bo!
Orang Sasak pergi ke Bali,
Membawa pelita semuanya,
Berbisik pekak dengan tuli,
Tertawa si buta melihatnya
Naik kebukit membeli lada,
Lada sebiji dibelah tujuh,
Apanya sakit berbini janda,
Anak tiri boleh disuruh
Orang Sasak pergi ke Bali,
Membawa pelita semuanya,
Berbisik pekak dengan tuli,
Tertawa si buta melihatnya
Jauh di mata,dekat dihati,
Jauh di hati,dekat dimata,
Jauh-dekat tujuh ratus perak
Ada apa diseberang itu,
Mentimun busuk dimakan kalong,
Ada apa diseberang itu,
Bujang bungkuk gadis belong
Sakit kaki ditikam jeruju,
Jeruju ada didalam paya,
Sakit hati memandang susu,
Susu ada dalam kebaya
Ada buah manggis,
Ada juga buah anggur,
Awalnya romantis,
Pas tekdung malah kabur
Jangan takut,
Jangan kawatir,
Itu kentut,
Bukan petir
Jalan-jalan ke Kota Arab,
Jangan lupa membeli kitab,
Cewek sekarang tidak bisa diharap,
Bodi bohai betis berkurap

Elok berjalan kota tua,
Kiri kanan berbatang sepat,
Elok berbini orang tua,
Perut kenyang ajaran dapat
Buah Nanas, Buah bengkoang,
Buah jambu, Buah kedondong,
Ngerujak dooooooooonggggggg
Senangis letak di timbangan,
Pemulut kumbang pagi-pagi,
Menangis katak di kubangan,
Melihat belut terbang tinggi
Anak Hindu beli petola,
Beli pangkur dua-dua,
Mendengar kucing berbiola,
Duduk termenung tikus tua
Jalan-Jalan ke Kota Sumedang..,
Ada Kambing Makan Rumput..,
Anak-anak pada Senang ..,
Melihat banci Bergoyang Dangdut..
Bunga mawar tangkai berduri,
Laris manis pedang cendol,
Aku tersenyum malu sekali,
Ingat dulu suka mengompol
Anak cina menggali cacing,
Mari diisi dalam tempurung,
Penjual sendiri tak kenal dacing,
Alamat dagangan habis diborong
Biduk buluh bermuat tulang,
Anak Siam pulang berbaris,
Duduk mengeluh panglima helang,
Melihat ayam bercengkang keris 
Buah jering dari Jawa,
Naik sigai ke atas atap,
Ikan kering lagi ketawa,
Dengar tupai baca kitab
Pohon manggis di tepi rawa,
Tempat datuk tidur beradu,
Sedang menangis nenek tertawa,
Melihat datuk bermain gundu
Anak dara Datuk Tinggi,
Buat gulai ikan tilan,
Datuk tua tak ada gigi,
Bila makan kunyah telan
Jikalau lengang dalam negeri,
Marilah kita pergi ke kota,
Hairan tercengang kucing berdiri,
Melihat tikus naik kereta
Punggur berdaun di atas kota,
Jarak sejengkal dua jari,
Musang rabun,
helang pun buta,
Baru ayam suka hati
Ketika perang di negeri Jerman,
Ramai askarnya mati mengamuk,
Rangup gunung dikunyah kuman,
Lautan kering dihirup nyamuk
Jual betik dengan kandil,
Kandil buatan orang Inggeris,
Melihat buaya menyandang bedil,
dan kerbau tegak berbaris
Berderak-derak sangkutan dacing,
Bagaikan putus diimpit lumpang,
Bergerak-gerak kumis kucing,
Melihat tikus bawa senapang
Pokok pinang patanya condong,
Dipukul ribut berhari-hari,
Kucing berenang tikus berdayung,
Ikan di laut berdiam diri
Tanam pinang di atas kubur,
Tanam bayam jauh ke tepi,
Walaupun musang sedang tidur,
Mengira ayam di dalam mimpi
Anak bakau di rumpun salak,
Patah taruknya ditimpa genta,
Riuh kerbau tergelak-gelak,
Melihat beruk berkaca mata
Orang menganyam sambil duduk,
Kalau sudah bawa ke balai,
Melihat ayam memakai tanduk,
Datang musang meminta damai
Hilir lorong mudik lorong,
Bertongkat batang temberau,
Bukan saya berkata bohong,
Katak memikul paha kerbau
Di kedai Yahya berjual surat,
Di kedai kami berjual sisir,
Sang buaya melompat ke darat,
Melihat kambing terjun ke air