Pages

Rabu, 05 November 2014

Alat Transportasi di Negara Jepang

  Jika membicarakan alat transportasi di Jepang, hal yang terpikirkan oleh kita adalah praktis, nyaman, dan aman. Dikatakan praktis karena dengan transportasi umum kita dapat mencapai tujuan dengan cepat. Transportasi yang menjadi andalan Jepang adalah kereta. Ada juga bus dan taksi. Artikel berikut akan memberikan penjelasan mengenai ketiga alat transportasi tersebut.

 1. Kereta
                Biasanya warga Jepang menggunakan kereta sebagai transportasi andalannya, baik di dalam kota maupun keluar kota. Oleh karena itu, sebaiknya memilih tempat tinggal yang dekat dengan stasiun. Kereta di Jepang memiliki berbagai macam jalur. Selain JR (Japan Railways) ada juga jalur milik swasta dan subways (chikatetsu). Untuk memudahkan pengguna, di setiap stasiun biasanya terdapat peta setiap jalur kereta api beserta nama stasiun. Selain itu, tertulis juga ongkos yang harus dibayar jika mau pergi ke sebuah stasiun. Ongkos kereta untuk stasiun pertama sekitar 200 Yen (sekitar Rp20.000).
                Jika kita sering menggunakan kereta, akan lebih mudah lagi jika kita menggunakan kartu langgangan. Kartu langganan ini seperti kartu multi-trip yang digunakan KRL Jabodetabek. Ada beberapa jenis kartu, seperti SUICA dan PASMO.
                                                 
                Saat ini peta dari jalur kereta dapat dilihat melalui internet. Bukan hanya ada peta dengan tulisan kanji semua, melainkan juga ada peta dengan huruf romaji. Hal itu membuat pelajar asing yang belum pandai membaca kanji dapat bepergian dengan aman.

                                           

                Salah satu kereta kebanggaan Jepang adalah Shinkansen. Kereta ini disebut juga kereta peluru dengan kecepatan lebih dari 300 Km/jam. Kereta shinkansen menjadi salah satu pilihan jika ingin bepergian kota yang cukup jauh. Kita dapat pergi ke Hokkaido dengan Shinkansen. Tambahan lagi, Shinkansen juga mencapai daerah Kyushu.
              
 2. Bus
                Selain kereta, ada juga bus. Tidak seperti di Indonesia, bus di halte-halte bus Jepang ada keterangan waktu sebuah bus akan sampai di halte. Ada juga layanan untuk mengetahui posisi terkini bus. Hal tersebut sangat memudahkan kita kan? Bus-bus tersebut akan selalu datang tepat waktu di halte tersebut. Jadi, jika kita telat untuk menaiki sebuah bus tujuan kita, kita tidak perlu khawatir karena akan ada bus lain di belakang. Tentu saja sesuai jadwal. Kita juga bisa menggunakan kartu SUICA atau PASMO untuk naik bus.

                Selain bus di dalam kota, ada juga bus untuk keluar kota. Waktu tempuh menggunakan bus memang lebih lama daripada menggunakan kereta, tetapi untuk keluar kota biaya yang dikeluarkan bisa lebih murah. Contohnya, kita mengeluarkan uang sebanyak 5300 yen (sekitar Rp530.000) dengan bus malam Osaka-Tokyo. Sementara itu, dengan Shinkansen kita harus mengeluarkan sekitar 20.000 yen (Rp2.000.000).

3. Taksi
                Taksi di Jepang cukup mahal bahkan bagi orang Jepang. Hal ini karena Tarif buka pintunya saja sekitar 770 yen (sekitar Rp77.000). Selain itu, jika masih bisa naik kereta atau bis, orang jepang juga akan lebih memilih untuk tidak naik taksi. Pintu taksi Jepang dapat dibuka atau ditutup secara otomatis, berbeda dengan taksi Indonesia. Jadi kalau kamu naik, kita tidak perlu membuka pintunya. Setelah turun pun kita tidak perlu menutup pintu itu lagi.
                Menurut angket yang menanyakan tentang alasan naik taksi, 42% orang Jepang berumur 20-40 tahun naik taksi karena kehabisan kereta atau bus. Alasan selanjutnya adalah karena tempat yang dituju alat transportasinya kurang praktis. Kemudian, alasan ketiga adalah karena membawa barang-barang berat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar