Pages

Selasa, 17 Maret 2015

Aku, Puisi dan Kehidupan Oleh Rusminah Qumainah

AKU, PUISI DAN KEHIDUPAN
Oleh Rusminah Qumainah

Di selasar malam yang panjang dan sepi.
Di lorong-lorong kosong,
dan gema tanpa suara.
Di dinding kelam,
di tepi tebing kehidupan terdalam.
Bayanganku membelah diri,
menjadi siluet hitam.
Di senja yang mendendam.
Karena kerinduan terus tertahan.
Lantaran cinta tiada terungkap kata.
Sebab rasa meresap putus asa tanpa sisa.

Atmaku hilang nyali, lantas membunuh diri.
Menggorok leher dengan pisau puisi.
Cuma tinggalkan sajak tanpa jejak.
Bak rampok yang menguras habis sepusaka sakral inspirasi.

Setelah malam merampasnya dari dekapan mimpi.
Setelah gulananya hanya peduli pada barangkali.
Kejam cuaca menelikungnya di lorong sepi.
Yang nyeri.

Di jalanan, hujan menangisi sebuah kehidupan.
(22 April 2009)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar